just wanna share about housing that design cooporated with Abisubani
ekterior
Desain eksterior dibuat dengan tema minimalis, elegan, dengan konsep struktur trapesium sebagai modul pembentuk bangunan.
Interior : ruang terbuka pada ruang tengah memberikan ruang untuk penghuni rumah menyelamatkan diri untuk berlari ke ruang terbuka yang berada di tengah.
Material : pemakaian material menggunakan teknik "merantasi", yaitu pemakaian material bangunan bekas untuk dipakai kembali dalam pembuatan dinding, hal ini mampu menekan biaya produksi agar lebih hemat.
sebenarnya untuk rumah tahan gempa ini sendiri sudah merupakan tema yang "retoris" sekali, apabila kita disuruh membuat rumah tahan gempa! kita pasti akan menjawab "ya, setiap rumah itu sudah tahan gempa" cuma apa yang membedakan rumah tersebut dengan rumah yang benar2 tahan gempa :
beberapa ide dan kreativitas anak muda pasti diungkapkan melalui ide ide desain yang menurut pendapat mereka benar2 akan fungsional pada realita nya, namun apakah benar demikian?
seperti pemakaian ban/bantalan karet pada bagian dasar struktur untuk mengurangi gaya vertical ketika terjadi gempa?? atau pemakaian tong berisi air pada struktur untuk mengapungkan rumah sehingga layaknya kapal yang dilautan ? atau pemakaian container sebagai rumah tinggal yang jelas tidak akan roboh walau kekuatan gempa di atas 7 richter.
Menurut saya sendiri semua ide diatas sangat mengesankan, namun untuk kualitas lomba sendiri semua itu hampir "nonsense". Pada kenyataannya pemakaian karet sebagai bantalan juga sama kerasnya dengan penggunaan struktur beton, pemakaian tong berisi air dengan jumlah dan kemampuan air menahan beban rumah serta maintenance yang dibutuhkan ? Lalu apa tujuan sebenarnya dari lomba semacam ini ? apakah untuk menciptakan arsitek yang memiliki euforia tinggi mengenai bentuk bangunan cuma melalui desain berdasarkan ide ? ide yang belum pasti dicoba atau diperhitungkan menggunakan simulasi dan komputasi software perencanaan ?
"kurang lebih mencoba mencari ide baru"
Yap mungkin jawaban seperti itu yang akan dikatakan, cuma ide yang bahkan di realitanya orang hampir tidak mau tinggal di rumah yang didesain itu. Sudah terlalu banyak ide yang dicurahkan setiap perlombaan desain seperti ini, dan itupun terus diulang ulang setiap tahunnya. Jadi menurut saya sendiri untuk persaingan seperti ini kedepannya bagi adek2 arsitek akan lebih berat mestinya, karena ide baru yang ingin diciptakan seharusnya belum pernah ada sebelumnya atau mungkin berdasarkan riset dan percobaan yang dilakukan.
Cuma sekedar menyarankan untuk menjadi orang yang lebih berfikir realistis dalam hidup ini. Kadang euforia terlalu berlebihan disaat kuliah akan sangat irrelevant dengan kenyataan ketika terlepas dari masa itu. Tetap fokus dan terus belajar, menghargai karya orang, dan optimis pada kemampuan diri sendiri.
hasta la vista
ekterior
Desain eksterior dibuat dengan tema minimalis, elegan, dengan konsep struktur trapesium sebagai modul pembentuk bangunan.
Interior : ruang terbuka pada ruang tengah memberikan ruang untuk penghuni rumah menyelamatkan diri untuk berlari ke ruang terbuka yang berada di tengah.
Material : pemakaian material menggunakan teknik "merantasi", yaitu pemakaian material bangunan bekas untuk dipakai kembali dalam pembuatan dinding, hal ini mampu menekan biaya produksi agar lebih hemat.
sebenarnya untuk rumah tahan gempa ini sendiri sudah merupakan tema yang "retoris" sekali, apabila kita disuruh membuat rumah tahan gempa! kita pasti akan menjawab "ya, setiap rumah itu sudah tahan gempa" cuma apa yang membedakan rumah tersebut dengan rumah yang benar2 tahan gempa :
beberapa ide dan kreativitas anak muda pasti diungkapkan melalui ide ide desain yang menurut pendapat mereka benar2 akan fungsional pada realita nya, namun apakah benar demikian?
seperti pemakaian ban/bantalan karet pada bagian dasar struktur untuk mengurangi gaya vertical ketika terjadi gempa?? atau pemakaian tong berisi air pada struktur untuk mengapungkan rumah sehingga layaknya kapal yang dilautan ? atau pemakaian container sebagai rumah tinggal yang jelas tidak akan roboh walau kekuatan gempa di atas 7 richter.
Menurut saya sendiri semua ide diatas sangat mengesankan, namun untuk kualitas lomba sendiri semua itu hampir "nonsense". Pada kenyataannya pemakaian karet sebagai bantalan juga sama kerasnya dengan penggunaan struktur beton, pemakaian tong berisi air dengan jumlah dan kemampuan air menahan beban rumah serta maintenance yang dibutuhkan ? Lalu apa tujuan sebenarnya dari lomba semacam ini ? apakah untuk menciptakan arsitek yang memiliki euforia tinggi mengenai bentuk bangunan cuma melalui desain berdasarkan ide ? ide yang belum pasti dicoba atau diperhitungkan menggunakan simulasi dan komputasi software perencanaan ?
"kurang lebih mencoba mencari ide baru"
Yap mungkin jawaban seperti itu yang akan dikatakan, cuma ide yang bahkan di realitanya orang hampir tidak mau tinggal di rumah yang didesain itu. Sudah terlalu banyak ide yang dicurahkan setiap perlombaan desain seperti ini, dan itupun terus diulang ulang setiap tahunnya. Jadi menurut saya sendiri untuk persaingan seperti ini kedepannya bagi adek2 arsitek akan lebih berat mestinya, karena ide baru yang ingin diciptakan seharusnya belum pernah ada sebelumnya atau mungkin berdasarkan riset dan percobaan yang dilakukan.
Cuma sekedar menyarankan untuk menjadi orang yang lebih berfikir realistis dalam hidup ini. Kadang euforia terlalu berlebihan disaat kuliah akan sangat irrelevant dengan kenyataan ketika terlepas dari masa itu. Tetap fokus dan terus belajar, menghargai karya orang, dan optimis pada kemampuan diri sendiri.
hasta la vista
Posting Komentar