Title : CANGKRUKAN AREK AREK MALANG - perencanaan alun alun kota Malang berbasis komunitas
Status : 5 besar profesional
Tim : Ardhyasa F. Gusma ST, (urban designer)
Rendy B. Aditya ST, (planner)
Juri :
Ir. Budi Fathony, MTA Arsitektur ITN
Ir. Arief Setiyawan, MT IAP Malang
Haris Wibisono, IAI IAI Malang
Medha Baskara, IALI IALI Jawa Timur
Ir. Ali Soekirno Arsitektur UB
Dra. Lis Purnamasari, M.Psi Psikologi Lingkungan Unida
Dukut Imam Widodo Sosiolog
Dr. Kun Aniroh, SST, M.Par Pariwisata Unmer
|
aerial alun alun |
|
konsep alunalun berkebun-malang berkebun |
|
beringin sculpture-node activity |
|
beringin sculture-landmark kawasan |
|
cultural eco coridor |
|
koneksi landmark dan kios |
|
parkir sistem |
|
bycicle park |
|
Penataan PKL |
|
pojok permainan tradisional |
Diskusi:
Sayembara perencanaan alun-alun Malang ini merupakan sayembara alun-alun yang ketiga bagi saya, namun tetap saja yang ini hanya terhenti di 5 besar.Sedikit akan saya ceritakan mengenai karakteristik alun alun malang yang diminta oleh juri yang tidak terdapat disetiap pemenang sayembara ini. Jadi ada 3 komponen karakter desain yang menurut juri menarik, jadi ceritanya ini si juri pengen ada filosofi desain yang harus di lampirkan kedalam nuansa alun-alun merdeka, antara lain yang pertama :
- TOPENG MALANG, sejenak ketika ada peserta yang menggunakan bentuk topeng yang teringat adalah topeng2 seperti yang di Solo, tetapi ternyata memang di Malang ini memiliki topeng sendiri. entah apa hubungannya topeng dan alun-alun ini tetapi si juri ingin sekali melihatnya ada dalam desain.
- BUNGA TERATAI, filosofi yang kedua ada lah bunga teratai. Jadi usut punya usut, lambang bunga teratai ini terdapat dalam jidad topeng malang. jadi inilah yang menjadi unsur kedua filosofi yang harus ada di alun-alun ini. tetapi tetap saja yang dipertanyakan disini apakah hubungan alun-alun dengan bunga teratai ?
- RUMAH JAWA/Pendopo, yang ketiga ini lebih2 tidak masuk akal lagi, entah bagaimana bisa keluar filosofi rumah jawa di tengah alun alun. Sebagian juri memuji-muji peserta yang memasukkan bentukan rumah jawa ke dalam alun-alun, sungguh luar biasa :D
tetapi tetap saja yang lebih mengherankan lagi pemenang bukanlah salah satu dari yang mempunyai 3 filosofi tersebut :D. Mengagumkan, seperti akhirnya hanya menjadi sayembara RADICAL. Jadi dari pengalaman saya melihat presentasi dari awal sampai akhir, kesimpulan yang saya dapat kan disini desain yang diminta merupakan desain FILOSOFIS. Bukan desain yang PROBLEM SOLVING. Tetapi para pemenangnya filosofis yang tidak sesuai dengan yang diharapkan :D. Benar-benar menarik sekali, perencanaan berbasis empiris dengan mengandalkan pendekatan komunitas yang mencoba menyelesaikan permasalahan disana dianggap oleh juri tidak mungkin- :D luar biasa sekali.
Harapan saya sedikit dari diskusi ini dapat membantu menbuka pikiran kita kedepan lebih luas, semoga di Indonesia ini kedepannya memiliki juri-juri sekelas profesor yang memang ahli di bidangnya, bukan mengambil dari bidang lain yang diluar kemampuannya :D ,sehingga mengawurkan design dengan mengatasnamakan FILOSOFIS-dan mengesampingkan sesuatu yang bersifat EMPIRIS untuk Indonesia yang lebih maju :D
"architecture is about building with abillity , but urban design is about PROBLEM SOLVING"
Posting Komentar